ZATADITIF. TUJUAN PEMBELAJARAN. 1. Melalui kegiatan literasi buku dan modul, peserta didik dapat menjelaskan definisi. zat aditif secara tepat. 2. Melalui LKPD 1 dan kegiatan observasi kemasan produk makanan dan minuman , peserta didik dapat mengidentifikasi komposisi makanan dan minuman pada. kemasan makanan. Admixtureatau Aditif adalah material tambahan yang sering digunakan pada pembuatan campuran beton cor ready mix yang terbuat dari kimia, zat tambahan ini dicampurkan setelah air, semen, dan kerikil, yang ditambahkan ke beton atau mortar sebelum atau selama pencampuran. Secara umum, beton terbuat dari campuran semen portland, agregat dan air. Pewarnasintetis. Pewarna sintetis mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan biasanya lebih murah. Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam makanan menurut "Joint FAO/WHO Expert Commitee on Food Additives (JECFA) dapat digolongkan Anakkorban jaringan terorisme adalah Anak yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak pidana terorisme baik sebagai Anak korban, Anak pelaku, Anak dari pelaku, dan Anak saksi.. Adapun bentuk perlindungan khusus bagi Anak korban jaringan terorisme menurut Pasal 61 PP 78/2021 berupa: Keuntungandan Kerugian Suspensi ( Howard C. Ansel halaman 355 dan buku farmasetika dasar Rute pemerian ini dibatasi pembuatan formula,kekisaran aditif yang agak sempit. contohnya,benzil alkohol,kloritanol,metil paraben dan propilparaben zat untuk isotonisitas contohnya natrium klorida dan zat untuk pendapar contohnya natrium sitrat. Keuntungandan kerugian pembiakan Vegetatif. Keuntungan : a) Tanaman baru akan cepat berbuah. meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti : 1) Zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam-asam organic khas) . Penggunaaan zat aditif pada makanan seringkali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan adalah sebagai berikut a Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif tidak berlebihan. b Teliti memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau cacat lainnya. c Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan. d Menggunakan zat aditif yang berasal dari alam. e Memeriksa tanggal produksi dan masa kadaluarsa yang terdapat pada kemasan makanan yang akan dikonsumsi. f Memeriksa bahan-bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan cara membaca komposisi bahan pada kemasan. g Memeriksa apakah makanan yang akan dikonsumsi telah terdaftar di Departemen Kesehatan atau belum. c. pengawet d. pemanis e. anti oksidan 2. Penyakit apa yang dapat diakibatkan dari kelebihan mengkonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamat MSG? 3. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari penggunaan zat pemanis buatan! akar tumbuhan polong, dan mengembangkan metode pengawetan mentega. Pada 1945, Virtanen menjadi pemenang Hadiah Nobel dalam bidang kimia untuk penelitian dan penemuannya dalam kimia pertanian dan gizi, khususnya untuk metode pengawetan makanan ternaknya AIV Fodder. Metode yang dipatenkan pada 1932 itu pada dasarnya adalah sejenis makanan ternak yang disimpan rapat yang meningkatkan mutu penyimpanan makanan ternak hijau yang penting selama musim dingin yang panjang. Proses itu termasuk penambahan asam hidroklorat dan sulfat yang ditambahi air ke butir padi yang baru disimpan. Peningkatan keasaman menghambat fermentasi yang berbahaya dan tak memiliki efek samping atas nilai gizi makanan itu atau pada hewan yang diberi makan. Kilasan Materi ‱ Zat aditif adalah zat-zat tambahan yang digunakan pada makanan dengan tujuan tertentu. ‱ Tujuan penambahan zat aditif pada makanan adalah memberikan rasa sedap, mengawetkan, memberi warna, pemanis, dan memberikan aroma. ‱ Contoh bahan pewarna alami adalah beta-karoten kuning, kloroïŹl hijau, karamel cokelat hitam, dan anato oranye. ‱ Contoh bahan pewarna alami adalah eritrosin merah, kuning FCF kuning, hijau FCF hijau, cokelat HT cokelat, dan biru berlian biru. ‱ Pengawet merupakan bahan yang sering digunakan untuk mengawetkan makanan sehingga makanan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. ‱ Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga menimbulkan rasa manis. ‱ Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi. ‱ Untuk menghindari bahaya dari penggunaan zat aditif, sebaiknya kita menggunakan zat aditif yang alami dan mengurangi penggunaan zat aditif sintesis. Maraknya penyalahgunaan zat aditif pada makanan merupakan suatu alasan agar kita lebih selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Zat aditif dalam makanan yang berbahaya bagi tubuh dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu, kamu harus mengetahui jenis-jenis zat aditif yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu, kamu juga harus mengetahui zat-zat apa saja yang terkandung dalam makanan yang akan kamu makan. Setelah kamu mempelajari zat aditif pada makanan, manfaat apa yang kamu peroleh? Sebutkan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan zat aditif pada makanan! 1. Zat aditif makanan yang berasal dari bahan kimia dapat berdampak negatif karena .... a. diperoleh dari ekstraksi tumbuh-tumbuhan b. bahan kimia pada zat aditif sulit diuraikan oleh tubuh c. menambah nafsu makan d. membuat tubuh terasa segar 2. Salah satu zat aditif makanan yang digunakan sebagai pengganti gula untuk penderita diabetes adalah .... a. vetsin c. sakarin b. formalin d. tetrazine 3. Zat aditif makanan yang dapat merusak organ hati dan ginjal adalah .... a. CFC c. siklamat b. boraks d. MSG 4. Penyakit gondok dapat disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan .... a. vitamin A b. iodin c. asam benzoat d. kloroïŹl 5. Berikut ini yang termasuk zat aditif yang berfungsi sebagai pengawet, kecuali .... a. gula b. asam propionate c. garam d. monosodium glutamat 6. Penggunaan monosodium glutamat MSG secara berlebihan dapat a. chinese restaurant syndrome b. xerophtalmia c. gondok d. diabetes 7. Betakaroten, kloroïŹl, dan eritrosin merupakan contoh zat aditif yang digunakan sebagai .... a. pemanis c. penyedap b. pengawet d. pewarna 8. Zat aditif pemanis yang sering digu-nakan sebagai campuran minuman ringan adalah .... a. siklamat c. tetrazine b. formalin d. boraks 9. Berikut ini adalah gejala yang ditimbulkan bila orang mengalami penyakit chinese restaurant syndrome, kecuali .... a. tubuh cepat merasa lelah b. sesak nafas c. kepala pusing d. nafsu makan bertambah 10. Berikut ini merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan, kecuali .... a. menggunakan zat aditif yang berasal dari alam b. memeriksa komposisi makanan yang terdapat pada kemasan makanan kaleng c. mengurangi penggunaan zat aditif yang merugikan kesehatan d. menggunakan boraks sebagai pengawet makanan A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Zat aditif ada yang alami dan ada yang sintesis. Coba kamu sebutkan perbedaan dari zat aditif alami dan zat aditif sintesis! Bagaimana perbedaan efek samping yang ditimbulkannya? Jelaskan! 2. Setiap hari kamu pasti menikmati bahan makanan yang mengandung zat aditif, seperti permen, es krim, dan sebagainya. Sekarang, coba kamu sebutkan zat aditif apa saja yang terdapat dalam makanan yang kamu nikmati sehari-hari! 3. Penyalahgunaan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh yang digunakan sebagai zat aditif merugikan konsumen. Mengapa hal ini dapat terjadi? Upaya apa saja yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi masalah ini? Diskusikan bersama teman sekelompokmu! B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Jelaskan pengertian zat aditif pada makanan! Sebutkan beberapa contoh zat aditif beserta kegunaannya! 2. Sebutkan bahan-bahan yang termasuk zat aditif alami dan zat aditif sintetik! 3. Mengapa zat adiktif alami cenderung lebih aman jika dibandingkan dengan zat aditif sintetik? Jelaskan! 4. Sebutkan dan jelaskan beberapa penyakit yang merupakan akibat dari penggunaan zat aditif! 5. Bagaimana cara mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat aditif pada makanan? Bab 11 Zat Adiktif dan Psikotropika Peta Konsep Zat Adiktif dan Psikotropika Di era modern ini banyak sekali kasus penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Para pelaku ditangkap dan dipenjarakan oleh pihak kepolisian. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang harus ditiru, tetapi harus dijauhi. Apa yang dimaksud dengan zat adiktif dan psikotropika? Apa saja jenis zat adiktif dan psikotropika itu? Bagaimanakah dampaknya jika kita menyalahgunakan zat adiktif dan psikotropika? Ayo temukan jawabannya dalam bab ini. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu dapat mendeskripsikan berbagai jenis zat adiktif dan psikotropika, sifatnya, dan dampak penggunaannya, serta menjelaskan cara menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika. Gambar Berbagai jenis zat adiktif dan psikotropika S u m be r im age .go ogl om membahas Zat Adiktif Psikotropika - Pengertian - Penggolongan/jenis - Dampak penggunaan - Pencegahan dan pengobatan Saat ini telah banyak media yang menyajikan berita kriminalitas. Banyak faktor yang menyebabkan orang melakukan tindakan kriminalitas. Namun, yang paling menonjol adalah karena alasan ekonomi. Banyak orang yang stres karena tidak memiliki pekerjaan, akhirnya menjadi pengedar obat-obatan terlarang. Mungkin kamu pernah mendengar berita tertangkapnya bandar besar, penyalur, ataupun para pemakai obat-obatan terlarang. Banyak sekali ditemukan kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang sehingga membuat masyarakat menjadi resah dan khawatir ada anggota keluarganya yang terlibat dalam kasus peredaran dan penyalahgunaan narkotika. Kini, sudah marak beredarnya zat-zat adiktif dan psikotropika, tidak hanya di kalangan remaja saja, tetapi sudah mulai beredar di kalangan anak-anak dan dewasa. Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati agar tidak menjadi korbannya. Agar kamu tidak menjadi korbannya, sebaiknya kamu pahami terlebih dahulu zat adiktif dan psikotropika. Ayo cermati setiap uraiannya. A. Zat Adiktif Berikut ini adalah uraian tentang zat adiktif. Pelajarilah dengan saksama agar kamu dapat memahaminya. 1. Pengertian Zat Adiktif dan Jenis-Jenis Zat Adiktif Zat adiktif adalah zat yang dapat menyebabkan efek ketagihan bagi pemakainya sehingga dapat mempengaruhi pengguna untuk terus mengkonsumsinya. Efek yang paling berpengaruh bagi pengguna adalah efek secara psikologis yang dapat menyebabkan ketergantungan terhadap zat tersebut, selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi ïŹsiknya. Banyak terdapat zat-zat yang bersifat adiktif. Namun, tidak semua jenis zat adiktif dikenal oleh masyarakat umum. Dari berbagai zat yang bersifat adiktif, masyarakat lebih mengenal zat adiktif pada rokok dan minuman keras karena terlihat bahwa konsumen rokok dan minuman keras mengalami efek ketagihan. 2. Rokok dan Minuman Keras Beserta Dampaknya Rokok merupakan jenis benda yang memiliki sifat adiktif. Rokok berasal dari pohon tembakau yang dikeringkan, lalu dibungkus dengan kertas. Rokok dapat dinikmati oleh konsumen dengan membakar ujung rokok, lalu dihisap. Sahabatku, Ilmuwan Adolph Wilhelm Hermann Kolbe 1818-1884 adalah seorang kimiawan Jerman. Kolbe dilahirkan di Elliehausen dekat Hanover, Jerman. Pada 1869, ia mulai bekerja di Universitas Leipzig. Pada masa itu, para ahli kimia percaya bahwa senyawa organik dan senyawa anorganik terpisah satu sama lainnya, dan senyawa organik hanya bisa diperoleh dari makhluk hidup. Namun, Kolbe percaya bahwa senyawa organik dapat disintesis dari senyawa anorganik secara langsung atau tidak langsung melalui reaksi substitusi. Ia membuktikan teorinya dengan mensintesis asam asetat dari karbon disulïŹda melalui beberapa tahap 1843-1845. Ia Rokok mengandung berbagai macam racun yang dapat merusak kesehatan penggunanya. Orang yang merokok tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi juga dapat mengganggu orang lain di sekitarnya. Telah banyak orang mengetahui bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun, pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang yang tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok. Ketika rokok dibakar, akan timbul berbagai jenis racun yang dikandungnya. Dalam rokok terdapat tidak kurang dari 1000 macam racun. Dari berbagai racun yang terkandung dalam rokok, kita lebih mengenal nikotin. Nikotin memiliki sifat adiktif yang cukup kuat. Selain nikotin, masih banyak zat-zat berbahaya pada rokok. Berikut ini adalah beberapa zat racun yang terdapat pada rokok. a. Nikotin Nikotin merupakan racun yang terdapat pada tembakau dan dapat menimbulkan efek ketagihan, serta dapat menaikkan tekanan darah. Nikotin bersifat toksik karena pada dosis 60 mg untuk orang dewasa dapat menimbulkan paralisis atau kegagalan pernapasan yang akhirnya dapat menimbulkan kematian. Selain itu, nikotin dapat meningkatkan detak jantung yang berakibat otot-otot jantung bekerja lebih keras dari biasanya, akhirnya otot-otot jantung akan mengalami kerusakan. b. Karbon Monoksida Rokok yang dibakar akan mengeluarkan gas karbon monoksida. Orang yang menghisap asap rokok yang mengandung karbon monoksida, akan timbul efek dalam tubuhnya berupa terhambatnya pengikatan oksigen oleh tubuh dan pengiriman oksigen ke dalam sel-sel tubuh yang akhirnya dapat membuat napas menjadi sesak. c. Tar Tar merupakan zat kimia yang muncul ketika tembakau dibakar. Tar yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan kanker paru-paru. d. Asam Sianida Asam sianida merupakan zat racun yang dapat merusak alat-alat pencernaan. Info Zat adiktif adalah zat yang dapat menyebabkan efek ketagihan bagi pemakainya. Pikirkanlah Apa kerugian dan manfaat yang didapatkan oleh orang yang merokok? Coba kamu tanyakan kepada orang yang merokok, kemudian jelaskan kembali! ! juga mengubah penjelasan tentang radikal bebas, berjasa dalam pencetusan teori struktur, dan memprediksikan keberadaan alkohol sekunder dan tersier. Selain pada rokok, zat adiktif juga terdapat pada minuman keras. Minuman keras mengandung alkohol yang dapat menimbulkan efek ketagihan. Alkohol memberikan efek memabukkan bagi orang yang meminumnya. Alkohol merupakan hasil fermentasi berbagai bahan makanan, seperti gandum, singkong, dan beras ketan. Alkohol telah digunakan sebagai bahan campuran minuman keras dengan kadar tertentu dan telah dipasarkan dengan berbagai merek dagang, di antaranya a Bir memiliki kandungan alkohol 3-7%. b Anggur memiliki kandungan alkohol 12 - 14%. c Wiski dan brandi memiliki kandungan alkohol 35%. Orang yang meminum alkohol memiliki ciri-ciri riang, gembira, banyak tertawa, muka memerah, jalan sempoyongan, bicara ngelantur, dan tingkah laku tidak karuan. Bahaya yang ditimbulkan bagi orang yang meminum minuman yang beralkohol, di antaranya a Sistem syarafnya terganggu sehingga menurunkan tingkat kesadaran. b Konsumsi secara berlebihan dapat menghentikan kerja otak. c Sistem kerja darah mengalami gangguan sehingga menyebabkan muka merah. d Timbulnya penyakit hipotermia. e Rusaknya ginjal sehingga tidak dapat menyerap cairan. f Rusaknya organ-organ pencernaan makanan. 3. Pencegahan dan Pengobatan Ketergantungan Zat Adiktif Dalam upaya pencegahan dan pengobatan ketergan-tungan zat adiktif pada rokok, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut a Tidak mencoba untuk merokok. b Memahami bahaya merokok dengan sering mengikuti seminar atau penyuluhan anti rokok. c Mengurangi pergaulan dengan orang yang merokok. d Bagi orang yang merokok, sebaiknya sering memerik-sakan kesehatannya ke dokter. e Bagi orang yang merokok, harus menghormati orang yang tidak merokok, yaitu dengan tidak merokok di sembarang tempat. f Bagi orang yang merokok, sebaiknya meminum obat atau jamu yang dapat mengurangi efek racun dalam rokok. Gambar Beberapa jenis minuman keras S u mb er Im age b an k 1. Jelaskan pengertian dari zat adiktif! Sebutkan beberapa contohnya! 2. Apa saja racun yang terdapat pada rokok? Jelaskan! 3. Apakah dampak yang ditimbulkan bila kita meminum minuman yang beralkohol? 4. Bagaimana ciri-ciri ïŹsik orang yang memiliki ketergantungan kepada zat adiktif? 5. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan penyembuhan akibat dari penggunaan zat adiktif? Menguji Diri Sedangkan, untuk pencegahan dan pengobatan ketergantungan zat adiktif pada minuman keras, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut a Tidak mencoba untuk meminum minuman keras. b Menjauhi minuman keras. c Mengurangi pergaulan dengan orang yang meminum minuman keras. d Bagi orang yang meminum minuman keras, sebaiknya meminum obat atau jamu yang dapat menetralisir dampak minuman keras. e Bagi orang yang meminum minuman keras, hendaknya lebih sering memeriksakan kesehatannya ke dokter f Bagi orang yang meminum minuman keras, segeralah bertaubat dan memahami bahwa meminum minuman keras itu haram. B. Psikotropika Berikut ini adalah uraian tentang psikotropika. Pelajarilah dengan saksama agar kamu dapat memahaminya. 1. Pengertian Psikotropika dan Penggolongan Zat Psikotropika Psikotropika merupakan suatu zat atau obat yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya. Psikotropika ini dapat diperoleh secara alamiah ataupun buatan manusia sintetik yang sifatnya psikoaktif dan berpengaruh pada susunan saraf pusat sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dapat menurunkan kinerja otak atau merangsang susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan Info Psikotropika merupakan suatu zat atau obat yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya. Gambar Kaktus peyot merupakan bahan pembuat obat halusinogen S u m be r go ogl d halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan menyebabkan ketergantungan. Penggunaan psikotropika secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan penggunanya yang pada akhirnya dapat berujung kepada kematian. Berdasarkan efek yang ditimbulkan, psikotropika dapat dikelompokkan menjadi obat stimulan, depresan, dan halusinogen. a. Obat Stimulan Jenis psikotropika yang termasuk obat stimulan dapat memberikan rangsangan kepada syaraf sehingga dapat menimbulkan efek lebih percaya diri. Banyak jenis psikotropika yang termasuk obat stimulan, misalnya kafein, kokain, ganja, dan amfetamin. Zat amfetamin biasanya terdapat pada pil ekstasi. b. Obat Depresan Jenis psikotropika yang termasuk obat depresan dapat memberikan efek, yaitu kerja sistem saraf berkurang, menurunkan kesadaran, dan mengantuk. Jenis zat yang termasuk obat depresan, misalnya alkohol, sedatin atau pil BK, Magadon, Valium, dan Mandrak MX, Cannabis dan Barbiturat. c. Obat Halusinogen Obat halusinogen merupakan obat yang dapat menimbulkan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Contohnya adalah Licercik Acid Dhietilamide LSD, psylocibine, micraline dan mariyuana. 2. Dampak Penggunaan Psikotropika Penggunaan psikotropika dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Selain itu, banyak terjadi tindakan kriminal yang disebabkan karena penyalahgunaan zat psikotropika. Pengguna zat psikotropika akan mengalami kehancuran dalam hidupnya dan akan mengalami gangguan kesehatan sehingga masa depannya menjadi suram. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat psikotropika adalah sebagai berikut a Berbagai macam zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja dapat menyebabkan syaraf terganggu dan menimbulkan ketagihan yang pada akhirnya akan berujung kepada kematian. b Kokain dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan menimbulkan depresi. a. Gambar a Ekstasi b Kokain c Pohon ganja S u m be r go ogl d c. b. Gambar Dampak penyalahgunaan psikotropika c MorïŹn menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia yang berlebihan eufhoria, dan kematian. d Pil ekstasi menimbulkan rasa lelah dan ketenangan. e Barbiturat dapat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan dapat menimbulkan kematian. Orang yang menggunakan zat psikotropika dapat dikenali dengan memperhatikan ciri-ciri ïŹsiknya, yaitu a Badannya lemas dan tidak bertenaga. b Mukanya pucat dan tubuhnya kurus. c Tubuh menggigil disertai dengan teriakan histeris. d Rambut dan giginya rontok. 3. Pencegahan dan Pengobatan Ketergantungan Zat Psikotropika Dari berbagai dampak negatif penggunaan zat psiko-tropika, perlu adanya upaya untuk menghindarinya. Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjauhi pengaruh negatif zat psikotropika adalah sebagai berikut a Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya dengan sering mengikuti dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan. b Menjauhi zat psikotropika dan tidak mencoba untuk mengkonsumsinya. c Tidak bergaul dengan pemakai ataupun pengedar zat psikotropika. d Sering mengikuti penyuluhan dan seminar tentang narkotika agar dapat membentengi diri dari penyalah-gunaan psikotropika. e Menyibukkan diri dengan hal-hal yang sifatnya positif. Tidak jarang pengguna zat psikotropika yang pada akhirnya menyadari akan bahaya yang ditimbulkan zat tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya pengobatan guna untuk pemulihan kondisi tubuh pengguna. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati ketergantungan terhadap zat psikotropika adalah sebagai berikut a Memeriksakan kesehatan tubuh pengguna ke dokter dan mengkonsultasikan upaya untuk menghilangkan racun yang ditimbulkan akibat zat psikotropika. b Sikap peduli dan perhatian dari anggota keluarga, teman, dan sahabat dapat memberikan semangat untuk sembuh dari ketergantungan akan zat psikotropika. c Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan. S u m be r go ogl d Kilasan Materi ‱ Zat adiktif adalah zat yang dapat menyebabkan efek ketagihan bagi pemakainya. ‱ Rokok mengandung berbagai macam racun yang dapat merusak kesehatan penggunanya, seperti nikotin, karbon monoksida, tar, dan asam sianida. ‱ Nikotin merupakan racun yang terdapat pada tembakau dan dapat menimbulkan efek ketagihan serta dapat menaikkan tekanan darah. ‱ Minuman keras mengandung alkohol yang dapat menimbulkan efek ketagihan dan efek memabukkan bagi orang yang meminumnya. ‱ Psikotropika adalah suatu zat atau obat yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya. ‱ Jenis psikotropika yang termasuk obat stimulan dapat memberikan rangsangan kepada syaraf sehingga dapat menimbulkan efek lebih percaya diri. ‱ Jenis psikotropika yang termasuk obat depresan dapat menyebabkan kerja sistem saraf berkurang, menurunkan kesadaran, dan mengantuk. ‱ Obat halusinogen merupakan obat yang dapat menimbulkan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Setelah kamu mempelajari zat adiktif dan psikotropika, coba kamu jelaskan kembali jenis-jenis zat adiktif dan psikotropika serta bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaannya! Manfaat apa yang kamu peroleh setelah mempelajarnya? 1. Jelaskan pengertian zat psikotropika! 2. Berdasarkan efek yang ditimbulkan, terdiri dari apa saja zat psikotropika? Jelaskan! 3. Apakah dampak negatif dari penggunaan zat psikotropika? 4. Bagaimana cara mencegah dan mengobati orang yang memiliki ketergantungan kepada zat psikotropika? Menguji Diri Carilah informasi dari berbagai sumber tentang cara-cara pengobatan bagi para korban ketergantungan zat adiktif dan psikotropika! Setelah itu, diskusikanlah bersama guru dan teman sekelompokmu! 1. Yang dimaksud zat adiktif adalah .... a. zat yang dapat menimbulkan efek ketagihan b. zat yang digunakan sebagai campuran makanan c. zat yang dapat meningkatkan ketahanan ïŹsik d. zat yang dapat mengawetkan makanan 2. Rokok dapat digolongkan ke dalam zat adiktif karena .... a. dapat meningkatkan kecerdasan akibat nikotin b. dapat meningkatkan selera makan akibat tar c. dapat menambah ketahanan tubuh akibat karbon monoksida d. dapat menimbulkan ketagihan akibat nikotin 3. Racun pada rokok yang dapat menye-babkan sesak napas adalah .... a. nikotin b. tar c. karbon monoksida d. asam sianida 4. Yang bukan merupakan efek dari kecanduan alkohol adalah .... a. nafsu makan bertambah b. hilangnya kesadaran c. mabuk d. terganggunya sistem saraf 5. Untuk mencegah terjadinya penya-lahgunaan penggunaan zat adiktif, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut, kecuali .... a. tidak mencoba untuk meminum minuman keras b. menjauhi minuman keras c. mengedarkan zat adiktif secara sembunyi-sembunyi d. mengurangi pergaulan dengan orang yang meminum minuman keras 6. Yang dimaksud zat psikotropika adalah .... a. zat yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya b. zat yang dapat menambah tenaga c. zat yang dapat menambah nafsu makan d. zat yang digunakan untuk meng-awetkan makanan 7. Berdasarkan efek yang ditimbulkan, Selamat datang di web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Zat Aditif? Mungkin anda pernah mendengar kata Zat Aditif? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang Pengertian, Tujuan, Kegunaan, Dampak, Jenis. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Pengertian Zat Aditif Zat Aditif merupakan zat-zat kimia yang ditambahkan ke dalam makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitasanya memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya simpan dan keawetannya. Biasanya zat aditif digunakan untuk membuat makanan menjadi lebih menarik, rasanya enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet. Tujuan Zat Aditiif Berikut adalah tujuan zat aditif antara lain yakni Dapat meningkatkan kandungan gizi Dapat menjaga kualitas dan tekstur pada makanan Dapat membuat makanan menjadi lebih tahan lama Dapat memperkaya rasa, warna, dan penampilan. Dapat memberikan aroma pada makanan Dapat memberikan warna sehingga terlihat lebih menarik Dapat memperlambat pembusukan. Dapat membuat roti dan kue mengembang. Kegunaan Zat Aditif Antioksidan untuk mencegah makanan dari proses oksidasi yang menyebabkan makanan menjadi bau. Pengatur keasaman acidity regulator merupakan bahan tambahan pangan untuk mengasamkan, menetralkan, dan/atau mempertahankan derajat keasaman makanan. Humektan untuk menjaga makanan agar tetap lemba Garam mineral untuk meningkatkan tekstur dan rasa. Stabilizer dan firming agent, untuk mempertahankan kelarutan makanan. Pengemulsi emulsifier adalah zat yang dapat menghambat penggumpalan lemak pada makanan. Pengembang raising agent adalah bahan tambahan pangan untuk melepaskan gas sehingga meningkatkan volume adonan. Flour treatment untuk memperbaiki hasil pemanggangan. Glazing agent atau zat pelapis untuk memperbaiki penampilan dan melindungi makanan. Antikempal anti-caking agent adalah bahan tambahan pangan yang ditambahkan ke dalam serbuk atau granul, untuk mencegah mengempalnya produk makanan kemasan. Foaming agent adalah bahan tambahan pangan untuk menjaga konsistensi pembentukan buih. Pembentuk gel gelling agent adalah bahan tambahan pangan untuk membentuk gel. Dampak Pemakaian Zat Aditif Berikut adalah dampak dari pemakanian zat aditif diantaranya yakni 1. Dampak Postif Berikut adalah dampak positif dari zat aditif Memberikan bentuk makanan yang menarik Memberikan Warna pada makanan Memberikan Aroma yang khas pada makanan Memberikan perlindungan pada makanan agar tidak rusak Memberikan pengawetan pada makanan agar tidak cepat kadaluwarsa Memberikan Rasa yang khas pada makanan Melindungi kualitas Gizi pada makanan 2. Dampak Negatif Berikut adalah dampak negatif dari zat aditif Dapat menyebabkan sebuah penyakit, bila dikonsumsi secara berlebihan Dapat menggangu fungsi organ Pencernaan dalam tubuh Dapat merusak organ Hati, Ginjal, Otak, dan Lambung Dapat menyebabkan Penyakit Kanker, bila pemakaiannya salah Dapat menyebabkan kecanduan atau ketergantungan Dapat mengakibatkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit. Dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah. Dapat menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur. Dapat menyebabkan kerusakan kromosom Dapat menyebabkan infeksi dan kanker kandung kemih Jenis-Jenis Zat Aditif Berikut adalah jenis-jenis zat aditif antara lain yakni 1. Pewarna Makanan Pemberian pewarna di makanan memiliki tujuan hanya untuk mempercantik tampilan pada makanan supaya lebih menarik perhatian. Di Indonesia sudah banyak dikenal bahan pewarna alami, seperti daun suji dan daun pandan warna hijau, kunyit warna kuning, warna telang warna biru keunguan, gula kelapa warna merah kecoklatan, cabe dan bunga belimbing sayur warna merah. Pewarna alami ini sangat aman untuk kesehatan manusia, tetapi pengetahuannya kurang maksimal karena masih adanya rasa atau aroma yang dapat mengganggu rasa dan aroma makanan aslinya. 2. Pemanis Makanan Gula merah dan gula putih sering dipakai sebagai pemanis alami. Namun, bagi pasien kencing manis/ diabetes serta obesitas dilarang menggunakan pemanis ini sebab kadar gulanya akan meningkat dan menambah berat badan. Untuk itu, disediakan pemanis sintetis dengan rendah kalori misalnya sakarin dan siklamat. Akan tetapi, sejak tahun 70an Negara amerika sudah melarang pemakaiannya sebab diduga bisa mengakibatkan kanker. Sebagai penggantinya maka dibuatlah aspartame menjadi pemanis sintesis dengan kadar kemanisan 160kali gula putih. Sorbitol ialah jenis pemanis yang tak terurai jadi tidak merusak gigi namun pemakaian berlebih mengakibatkan diare. Saat ini sudah ditemukan pemanis sintesis generasi selanjutnya, yakni neotam. Yakni turunan dari aspartame dengan tingkat kemanisan 7000-13000 kali dari gula putih. 3. Pengawet Makanan Mikroba dari jamur, bakteri, dan ragi ini adalah penyebab utama kerusakan pada makanan. Dalam mengawetkan makanan, dianjurkan untuk membunuh para mikroba tersebut maupun menyimpan makanan pada keadaan mikroba yang tidak dapat berkembangbiak secara baik. Pengawet alami yang dipakai sejak jaman dahulu ialah gula dan garam. Namun pemakaian yang berlebih ini bisa mengakibatkan sejumlah penyakit. Sementara pengawet alami efektif ialah asam cuka. Asam cuka dapat digunakan menjadi bahan pengawet guna mentimun, cabe, bawang dan lain-lainnya. 4. Penyedap Makanan Penambahan penyedap rasa bertujuan untuk memperkaya rasa pada makanan dan memberi rasa pada makanan yang tidak mempunyai rasa, seperti es krim dan jelly. Penyedap rasa alami sudah dipakai sejak zaman dahulu, misalnya adalah garam, gula, bumbu, cuka, rempah-rempah, bawang dan lain-lain. Untuk menguatkan atau mempertegas rasa sebagian bahan makanan, misalnya daging, sayur, mie, ikan, dan juga hidangan lainnya dipakai penyedap rasa sinteteis seperti MSG monosidium glutamate atau vetsin. Pemberian 0,1% MSG sudah bisa meningkatkan rasa suatu makanan menjadi lebih sedap. Pemakaian MSG yang berlebih dapat mengakibatkan sesak nafas, pusing sakit dada, dan mudah letih. Gejala penyakit ini dsebut dengan Chinese Restaurant Syndrome. 5. Natrium benzoat Natrium benzoat merupakan zat aditif pada makanan asam serta minuman bersoda. FDA, badan keamanan obat dan pangan milik Amerika Serikat, telah menyatakan natrium benzoat aman untuk dikonsumsi. Meski begitu, beberapa penelitian menunjukkan kombinasi natrium benzoat dan pewarna makanan buat dapat meningkatkan kecenderungan hiperaktivitas pada anak. Selain itu, natrium benzoat yang dikombinasikan dengan vitamin C juga dapat berubah menjadi benzena, zat yang dapat meningkatkan risiko kanker. Maka, ada baiknya teliti sebelum membeli. Hindari makanan dan minuman yang mengandung asam benzoat, natrium benzoat, benzena, atau benzoat yang dikombinasikan dengan vitamin C seperti asam sitrat atau asam askorbat. Demikian Penjelasan Materi Tentang Zat Aditif adalah Pengertian, Tujuan, Kegunaan, Dampak, Jenis Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Semuanya Penggunaan zat aditif berupa bahan pengawet, penyedap, pemanis mapun suplemen pada makanan dewasa ini tidak dapat dihindari untuk menjamin persediaan dan peningkatan mutu makanan, namun sangat sedikit orang yang tahu, sadar dan peduli terhadap dampak negatifnya. Tulisan ini menyajikan informasi menegenai dampak negatif penggunaan zat adiktif pada makanan terhadap kesehatan manusia. Tujuannya untuk memberikan kesadaran dan meningkatkan kesehatan masyarakat agar tercipta masyaraakat yang sehat dan kuat untuk melaksanakan pembangunan bangsa. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 2020 The Authors. This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution CC-BY license Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Original Research Paper Mengenal Dampak Negatif Penggunaan Zat Adiktif pada Makanan terhadap Kesehatan Manusia M Yamin* Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Indonesia DOI Sitasi Yamin. 2020. Mengenal Dampak Negatif Penggunaan Zat Adiktif pada Makanan terhadap Kesehatan Manusia. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 32 Received 28 Oktober 2020 Revised 10 Nopember 2020 Accepted 27 Nopemeber 2020 *Corresponding Author M. Yamin, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Indonesia; Email yamin_fkip Abstrak Penggunaan zat aditif berupa bahan pengawet, penyedap, pemanis mapun suplemen pada makanan dewasa ini tidak dapat dihindari untuk menjamin persediaan dan peningkatan mutu makanan, namun sangat sedikit orang yang tahu, sadar dan peduli terhadap dampak negatifnya. Tulisan ini menyajikan informasi menegenai dampak negatif penggunaan zat adiktif pada makanan terhadap kesehatan manusia. Tujuannya untuk memberikan kesadaran dan meningkatkan kesehatan masyarakat agar tercipta masyaraakat yang sehat dan kuat untuk melaksanakan pembangunan bangsa. Kata kunci Makanan, Zat, Aditif Pendahuluan raktikum Penggunaan zat aditif berupa bahan pengawet, penyedap, pemanis mapun suplemen pada makanan dewasa ini tidak dapat dihindari untuk menjamin persediaan dan peningkatan mutu makanan. Selain manfaatnya seperti tersebut, zat aditif juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia, namun hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Bahan tambahan dalam makanan food additives merupakan substansia yang secara sengaja digunakan sebagai tambahan pada makanan, setelah menjadi komponen dari makanan akan mempengaruhi sifat dan kualitas makanan baik secara langsung maupun tidak langsung OSER, 1975 Cit. Harminasi, 1987. Sejalan dengan berkembang dan berubahnya kondisi lingkungan hidup manusia serta ilmu pengetahauan. Pada tahun 1980, Holdgate telah mengkategorikan “food additives” sebagai pencemar lingkungan, karena dengan adanya bahan tambahan dalam makanan baik yang dimasukan secara sengaja untuk tujuan tertentu, tetapi karena sesuatu sebab atau proses yang tidak disengaja, bahkan mungkin tanpa sepengetahuan manusia baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen. Pencemaran Lingkungan menurut Miller 1975 pada dasarnya adalah setiap material atau rangkaian keadaan yang menimbulkan suatu perubahan yang tidak menguntungkan atas mahluk hidup, baik pada tingkat individu, populasi, komunitas ataupun ekosistem, dibawah keadaan lingkungan normal. Manusia pada saat ini menurut Jackson 1974 berada dalam suatu segitiga krisis, dengan populasi manusia, sumberdaya dan pencemaran lingkungan pada masing-masing titik sudutnya. Usaha manusia untuk meningkatkan mutu dan kualitas dari makanan maka manusia menggembangkan food additives, antara lain sebagai bahan pengawet, pewarna, penyedap dan pemanis. Bahan-bahan tambahan tersebut dapat berupa bahan organik, ataupun anorganik yang memungkinkan bahan dasar makanan tetap dalam bentuk aslinya akan tetapi memungkinkan pula bahan-bahan dasar makan mengalami perubahan-perubahan akibat terjadinya reaksi-reaksi selama proses penyimpannya. Yamin, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 2 163-170 e-ISSN 2655-5263 164 Penggunaan zat aditif pada makanan yang tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan misalnya keracunan, kerusakan syaraf, ginjal, hati, cacat kelahiran, gangguan gastroenteritis, kejang-kejang, anomalia kaki, kelainan pertumbuhan, kemandulan bahkan kematian. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menhindari dan mengurangi dampak negatif seperti tersebut perlu mendapat perhatian dari insan akademis dari perguruan tinggi untuk menyampaikan informasi mengenai ancaman keracunan oleh adanya bahan-bahan tambahan dalam makanan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kesehatan masyarakat agar tetap sehat dan kuat untuk melaksanakan pembangunan bangsa. Metode Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode cerama/ penyuluhan, diskusi dan demonstrasi kepada khalayak sasaran. Kegiatan ini melibatkan dikuti oleh 30 orang siwa, pegawai dan guru di SMP Negri 4 Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran yaitu siswa SMP Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat, tim pengusul kegiatan melakukan dua macam kegiatan yaitu Penyulahn dan demonstrasi. Pada tahap pelaksanaan ada dua kegiatan yang dilakukan yaitu 1 penyuluhan untuk penyampaian materi pengaruh zat aditif padamakanan terhadap kesehatan; 2 Demontrasi contoh jeni-jenis makanan yang mengandung zat aditif. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian ini telah dilaksanakan pada 08 September tahun 2020 di Siswa SMP Negri 4 Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Hasil dan Pembahasan Bahan tambahan dalam makanan food additives merupakan substansia yang secara sengaja digunakan sebagai tambahan pada makanan, setelah menjadi komponen dari makanan akan mempengaruhi sifat dan kualitas makanan baik secara langsung maupun tidak langsung oser, 1975 cit. Harminasi, 1987. Tulisan ini dimaksudkan untuk menyebarkan informasi dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar dapat melakukan observasi dan evaluasi terhadap produk yang dijual di pasaran toko-toko, super Market, dll. Dengan bekal pengetahuan dan informasi tersebut, mereka menjadi lebih berhati-hati dan selektif dalam mengkonsumsi dan/atau memakai produk makanan dan kosmetik termasuk sabun yang diimpor. Lebih-lebih dalam era serba keterbukaan seperti sekarang ini, termasuk pasar bebas sangat memungkinkan berbagai bentuk produk luar negeri tersedia dan diperjual-belikan secara bebas dimana-mana. Khusus untuk komsumen MUSLIM hendaknya lebih berhati-hati dengan produk luar impor. Berikut diuraikan sejumlah dampak negatif zat aditif pada makanan terhadap kesehatan manusia. 1. Bahan Makanan dan Zat Aditif pada Makanan dan Dampaknya terhadap Kesehatan Manusia Bahan makanan mengandung unsur-unsur pembangun tubuh yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan. Disamping itu, bahan makanan juga merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh. Namun dapat terjadi sebaliknya, bahan makanan menjadi sumber kerusakan atau kemerosotan kesehatan, sangat tergantung pada jenis bahan makanan dan kebersihan dan teknologi pengolahannya. Sekarang ini, dimana-mana termasuk di lingkungan sekolah sangat mudah kita menemukan berbagai jenis makanan jadi, baik hasil olahan teknologi industri kalengan, bungkusan, maupun yang buatan sendiri es kelapa muda, cendol, bubur, lontong, pelecing dan sebagainya. Sangat memprihatinkan kita semua, bahwa bahan makanan yang dijajakan itu masih sangat banyak yang tidak memenuhi kreteria kesehatan, baik dilihat dari nilai gizi, kebersihan dan keamanannya bagi kesehatan. Adakah kita pernah peduli dan menyadarinya? Bahan tambahan pada makanan diartikan sebagai bahan yang secara sengaja ditambahkan pada bahan makanan yang dapat mempengaruhi sifat atau kualitas makanan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung Oser, 1975 dalam Tandjung, 1987. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan tambahan pada makanan dikategorikan sebagai bahan pencemar lingkungan Holdgate, 1980. Pengkategorian sebagai bahan pencemar, karena kehadiran bahan tambahan tersebut dapat terjadi secara disengaja atau tidak disengaja. Yamin, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 2 163-170 e-ISSN 2655-5263 165 Kehadiran bahan tambahan pada makanan secara tidak disengaja, manusia sama sekali tidak mengetahui atau menyadarinya, baik dia sebagai produsen maupun konsumen pada semua jenis bahana makanan seperti makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. Fungsi Makanan sebagai sumber energi, Makanan Sumber Energi, zat pembangun tubuh, pengatur, dan suplemen. Pada dasarnya, manusia selalu berusaha untuk memperoleh bahan pangan yang bermutu tinggi dengan penampakan yang sesuai dengan selera. Untuk tujuan ini, sejak lama manusia telah banyak mengembangkan penggunaan bahan-bahan tambahan makanan. Bahan tambahan makanan tersebut berfungsi sebagai pengawet, pewarna, pemanis, penyedap rasa, penambah aroma, penggumpal atau pengenyal dan sebagainya. Bahan makanan termasuk kualitas gizinya mutlak diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan. Jenis dan fungsi bahan makanan sangat bervariasi. Dengan perkembangan teknologi, bahan makanan yang dikonsumsi oleh konsumen tidak 100% murni zat makanan, melainkan telah dibumbui dengan berbagai jenis bahan tambahan makanan. Bahan tambahan makanan secara umum dikelompokkan menjadi dua macam yaitu 1 bahan tambahan makanan langsung dan 2 bahan tambahan makanan tidak langsung. Kedua kelompok bahan tambahan makanan tersebut mempunyai efek negatif terhadap kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan konsumennya. 2. Bahan Makanan Tambahan Berupa Residu Bahan Kimia dan Suplemen Pengaruhnya terhadap Kesehatan Manusia Kontaminan berbahaya bagi kesehatan dapat tersalurkan kepada konsumen karena mengkonsumsi produk-produk yang terkontaminasi. Kontaminan tersebut dapat berupa logam berat, residu bahan kimia misalnya pestisida, residu hormon dan antibiotik. Kontaminan logam berat dapat semakin bertambah konsentrasinya karena pabrik, isdustri, pembangkit listrik bertenaga nuklir, perang dan uji coba senjata nuklir. Ada juga jenis tertentu umbi-umbian, daun, buah dan biji, yang kandungan logamnya, terutama seng Zn yang tinggi menjadikan dia sangat beracun. Kentang dengan zat kandungannya solanin juga bersifat meracuni. Residu pestisida dapat menjadi ancaman serius kesehatan berkaitan dengan rendahnya pengetahuan para petani dalam menangani tanaman pertanian dengan menggunakan pestisida. Demikian juga dengan residu hormonal dan antibiotik pada hewan ternak budidaya. Dengan maksud memicu pertambahan berat badan dan pertumbuhan yang cepat digunakan hormon dan antibiotik, yang pada gilirannya apabila produk daging hewan tersebut dikonsumsi dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap konsumennya. Kubis dan lobak, dengan zat penghambat penyerapan yodium zat goitrogen bisa menyebabkan penyakit gondok. Penyakit kanker karsinogen, dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan yang diberi zat aditif zat tambahan seperti bahan pengawet, pewarna, penyedap rasa, pemanis buatan, dan pengemulsi. Bahan aditif makanan ini juga merupakan zat-zat beracun yang sangat berbahaya bagi tubuh. Penyakit kanker dapat menyerang organ lambung, kolon usus besar, payu dara dan indung telur. Kanker lambung terjadinya karena zat nitrit dan nitrat dari makanan berubah menjadi nitrosamin yang bersifat karsinogenik. Kanker usus besar, bisa timbul karena bahan makanan yang dikonsumsi mengandung serat rendah dan lemak tinggi. Suatu saat lemak bisa berubah menjadi zat yang bersifat karsinogenik. Kanker payu dara dan indung telur, terjadi karena kadar lemak tinggi. Kadar lemak tinggi berhubungan dengan pengubahan keseimbangan hormonal terutama peningkatan hormon estrogen. Senyawa hidrokarbon yang timbul ketika pemrosesan makanan misalnya dengan pengasapan dan penggorengan dengan suhu tinggi sangat membahayakan kesehatan. Penyakit kardiovaskuler, merupakan kelanjutan penyakit tekanan darah tinggi, kebiasan merokok, dan kenaikan kolesterol serum. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan jenis makanan yang dikonsumsi daging, lemak, seafood dan sebagainya dan kebiasaan negatif lainya merokok. Lemak hewani dapat menaikan kadar lemak serum, akibabnya kolesterol serum tinggi, pembuluh darah menyempit dan tekanan darah tinggi. Kelompok makanan yang berhubungan dengan penyakit ini adalah bahan Yamin, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 2 163-170 e-ISSN 2655-5263 166 makanan dengan kandungan serat kasar rendah, gula, garam dan protein tinggi, mineral air minum rendah, dan perbandingan antara lemak jenuh dan lemak tak jenuh ganda yang amat tinggi. Dalam teknologi perternakan, khusus dalam hewan budidaya digunakan zat memicu pertumbuhan berupa hormon dan senyawa-senyawa arsenical. Hormon dan senyawa arsenical ini diberikan kepada hewan-hewan ternak beberapa saat maupun selama hidupnya Tandjung, 1987. Pemberian bahan tambahan makanan pemicu pertambahan berat badan secara cepat misalnya estrogen sintetik DES, jauh lebih berbahaya dibanding dengan pemberian hormon dan senyawa arsenical yang disebutkan diatas. Mengkunsumsi bahan makanan daging, telur dan sebagainya yang mengandung DES diethylstilbestrol dapat menyebabkan terjadinya tumor pada saluran kelamin gadis-gadis muda yang semasa kehamilan ibunya mendapatkan DES Tandjung, 1987. Lebih lanjut disebutkan, risiko terdapatnya antibiotika terutama penicillin dan tetracyclin yang biasa digunakan sebagai pemicu pertumbuhan dapat juga dialami bila mengkonsumsi bahan makanan hewani. Orang yang terkena risiko antibiotika dari hewan yang dikonsumsinya, akan merasakan tidak lagi dapat menerima antibiotika tersebut secara therapeutik, karena akan terjadi respon-respon allergik yang berat Rand, 1980 dalam Tandjung, 1987. Kontaminan bahan tambahan makanan tidak langsung yang berupa molekul elemental isotop-isotop radiatif dapat bersumber dari pengujian senjata nuklir atau karena peristiwa perang ataupun sejalan dengan peningkatan pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik dengan tenaga nuklir. Sekalipun isotop redioaktif dari pabrik pembangkit listrik tenaga nuklir dapat diatas/dikendalikan, kontaminasi terhadap makanan di masa mendatang tetap akan mengancam kehidupan manusia dan organisme hidup lainnya sebagai akibat dari tidak berfungsinya dengan baik malfungsi pabrik-pabrik tersebut Rand, 1980 dalam Tandjung, 1987. Jenis kontaminan logam berat misalnya Hg, merkuri dapat merusak sistem syaraf pusat otak. Sumber bahan beracun ini adalah pabrik plastik dengan produk utama berupa vinyl chlorida Rand, 1980 dalam Tandjung, 1987. Lebih lanjut dilaporkan, bahwa penderita terbesar keracunan merkuri adalah para nelayan yang memakan ikan yang berasal dari perairan yang tercemar dengan merkuri. Tandjung 1987 menyimpulkan, bahwa antara tahun 1953-1960, 53 orang meninggal dunia dan 150 orang menderita kerusakan otak dan syaraf yang berat. Methylmercury CH3Hg+ adalah suatu ikatan organik Hg yang sangat beracun. Seyawa ini disamping merusak sistem syaraf, juga merusak ginjal, hati dan menimbulkan cacat kelahiran yang diduga disebabkan oleh rusaknya kromosoma Miller, 1975 dalam Tandjung, 1987. Residu pestisida pada bahan makanan terjadi sebagai akibat aktivitas manusia terutama dalam bidang pertanian. Penanganan yang kurang cermat dapat menyebabkan keracunan akut. Para petani Indonesia umumnya awam atau memiliki pengetahuan yang sangat terbatas tentang penanganan pertanian dengan pestisida. Oleh karena itu, residu bahan pestisida pada produk pertanian Indonesia tergolong tinggi, sehingga sulit diterima sebagai barang impor oleh banyak negara. Pada era serba teknologi canggih seperti sekarang ini, semua orang berlomba mengejar target, baik sasaran, kepuasan, maupun target produksi yang menjanjikan. Dalam pada itu, sesungguhnya terkandung bahaya tersembunyi yang mengancam kesehatan dan kehidupan yang setiap saat dapat menimpa setiap orang. 3. Pengaruh Bahan Tambahan Berupa Suplemen Hormon dan Antibiotik terhadap Kesehatan Manusia Kontaminan berbahaya bagi kesehatan dapat tersalurkan kepada konsumen karena mengkonsumsi produk-produk yang terkontaminasi. Kontaminan tersebut dapat berupa logam berat, residu bahan kimia misalnya pestisida, residu hormon dan antibiotik. Kontaminan logam berat dapat semakin bertambah konsentrasinya karena pabrik, isdustri, pembangkit listrik bertenaga nuklir, perang dan uji coba senjata nuklir. Ada juga jenis tertentu umbi-umbian, daun, buah dan biji, yang kandungan logamnya, terutama seng Zn yang tinggi menjadikan dia sangat beracun. Yamin, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 2 163-170 e-ISSN 2655-5263 167 Kentang dengan zat kandungannya solanin juga bersifat meracuni. Residu pestisida dapat menjadi ancaman serius kesehatan berkaitan dengan rendahnya pengetahuan para petani dalam menangani tanaman pertanian dengan menggunakan pestisida. Demikian juga dengan residu hormonal dan antibiotik pada hewan ternak budidaya. Dengan maksud memicu pertambahan berat badan dan pertumbuhan yang cepat digunakan hormon dan antibiotik, yang pada gilirannya apabila produk daging hewan tersebut dikonsumsi dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap konsumennya. Kubis dan lobak, dengan zat penghambat penyerapan yodium zat goitrogen bisa menyebabkan penyakit gondok. Penyakit kanker karsinogen, dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan yang diberi zat aditif zat tambahan seperti bahan pengawet, pewarna, penyedap rasa, pemanis buatan, dan pengemulsi. Bahan aditif makanan ini juga merupakan zat-zat beracun yang sangat berbahaya bagi tubuh. Penyakit kanker dapat menyerang organ lambung, kolon usus besar, payu dara dan indung telur. Kanker lambung terjadinya karena zat nitrit dan nitrat dari makanan berubah menjadi nitrosamin yang bersifat karsinogenik. Kanker usus besar, bisa timbul karena bahan makanan yang dikonsumsi mengandung serat rendah dan lemak tinggi. Suatu saat lemak bisa berubah menjadi zat yang bersifat karsinogenik. Kanker payu dara dan indung telur, terjadi karena kadar lemak tinggi. Kadar lemak tinggi berhubungan dengan pengubahan keseimbangan hormonal terutama peningkatan hormon estrogen. Senyawa hidrokarbon yang timbul ketika pemrosesan makanan misalnya dengan pengasapan dan penggorengan dengan suhu tinggi sangat membahayakan kesehatan. Penyakit kardiovaskuler, merupakan kelanjutan penyakit tekanan darah tinggi, kebiasan merokok, dan kenaikan kolesterol serum. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan jenis makanan yang dikonsumsi daging, lemak, seafood dan sebagainya dan kebiasaan negatif lainya merokok. Lemak hewani dapat menaikan kadar lemak serum, akibabnya kolesterol serum tinggi, pembuluh darah menyempit dan tekanan darah tinggi. Kelompok makanan yang berhubungan dengan penyakit ini adalah bahan makanan dengan kandungan serat kasar rendah, gula, garam dan protein tinggi, mineral air minum rendah, dan perbandingan antara lemak jenuh dan lemak tak jenuh ganda yang amat tinggi. Dalam teknologi perternakan, khusus dalam hewan budidaya digunakan zat memicu pertumbuhan berupa hormon dan senyawa-senyawa arsenical. Hormon dan senyawa arsenical ini diberikan kepada hewan-hewan ternak beberapa saat maupun selama hidupnya Tandjung, 1987. Pemberian bahan tambahan makanan pemicu pertambahan berat badan secara cepat misalnya estrogen sintetik DES, jauh lebih berbahaya dibanding dengan pemberian hormon dan senyawa arsenical yang disebutkan diatas. Mengkunsumsi bahan makanan daging, telur dan sebagainya yang mengandung DES diethylstilbestrol dapat menyebabkan terjadinya tumor pada saluran kelamin gadis-gadis muda yang semasa kehamilan ibunya mendapatkan DES Tandjung, 1987. Lebih lanjut disebutkan, risiko terdapatnya antibiotika terutama penicillin dan tetracyclin yang biasa digunakan sebagai pemicu pertumbuhan dapat juga dialami bila mengkonsumsi bahan makanan hewani. Orang yang terkena risiko antibiotika dari hewan yang dikonsumsinya, akan merasakan tidak lagi dapat menerima antibiotika tersebut secara therapeutik, karena akan terjadi respon-respon allergik yang berat Rand, 1980 dalam Tandjung, 1987. Kontaminan bahan tambahan makanan tidak langsung yang berupa molekul elemental isotop-isotop radiatif dapat bersumber dari pengujian senjata nuklir atau karena peristiwa perang ataupun sejalan dengan peningkatan pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik dengan tenaga nuklir. Sekalipun isotop redioaktif dari pabrik pembangkit listrik tenaga nuklir dapat diatas/dikendalikan, kontaminasi terhadap makanan di masa mendatang tetap akan mengancam kehidupan manusia dan organisme hidup lainnya sebagai akibat dari tidak berfungsinya dengan baik malfungsi pabrik-pabrik tersebut Rand, 1980 dalam Tandjung, 1987. Jenis kontaminan logam berat misalnya Hg, merkuri dapat merusak sistem syaraf pusat otak. Sumber bahan beracun ini adalah pabrik plastik dengan produk utama berupa vinyl chlorida Rand, 1980 dalam Tandjung, 1987. Yamin, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 2 163-170 e-ISSN 2655-5263 168 Lebih lanjut dilaporkan, bahwa penderita terbesar keracunan merkuri adalah para nelayan yang memakan ikan yang berasal dari perairan yang tercemar dengan merkuri. Tandjung 1987 menyimpulkan, bahwa antara tahun 1953-1960, 53 orang meninggal dunia dan 150 orang menderita kerusakan otak dan syaraf yang berat. Methylmercury CH3Hg+ adalah suatu ikatan organik Hg yang sangat beracun. Seyawa ini disamping merusak sistem syaraf, juga merusak ginjal, hati dan menimbulkan cacat kelahiran yang diduga disebabkan oleh rusaknya kromosoma Miller, 1975 dalam Tandjung, 1987. Residu pestisida pada bahan makanan terjadi sebagai akibat aktivitas manusia terutama dalam bidang pertanian. Penanganan yang kurang cermat dapat menyebabkan keracunan akut. Para petani Indonesia umumnya awam atau memiliki pengetahuan yang sangat terbatas tentang penanganan pertanian dengan pestisida. Oleh karena itu, residu bahan pestisida pada produk pertanian Indonesia tergolong tinggi, sehingga sulit diterima sebagai barang impor oleh banyak negara. Pada era serba teknologi canggih seperti sekarang ini, semua orang berlomba mengejar target, baik sasaran, kepuasan, maupun target produksi yang menjanjikan. Dalam pada itu, sesungguhnya terkandung bahaya tersembunyi yang mengancam kesehatan dan kehidupan yang setiap saat dapat menimpa setiap orang. 4. Pengaruh Bahan Tambahan pada Makanan Berupa bahan Peyedap, Pemanis, Pengawet dan Pewarna terhadap Kesehatan Manusia Dewasa ini hampir tidak dapat ditemukan bahan makanan yang tidak mengandung bahan tambahan zat additif, berupa peyedap, pemanis, pengawet dan pewarna. Banyak orang dengan sengaja memberikan bahan tersebut secara berlebihan pada makanannya, tanpa menyadari akibat buruk yang ditimbulkan oleh bahan tersebut bagi kesehatannya. Sangat sedikit orang yang menyadari atau mengetahui dampak buruk zat aditif pada makanan terhadap kesehatan. Misalnya bahan makanan kemas, hampir seluruhnya menggunakan bahan pengawet makanan dan pewarna zat aditif. Berbagai jenis bahan pengawet dan pewarna yang digunakan manusia pada makanan ternyata mempunyai efek yang sangat merugikan kesehatan manusia baik dalam waktu jangka panjang maupun jangka pendek berupa meningkatnya resiko metaboliseme abnormal, kelahiran abnormal dan derajat kematian abnormal. Tulisan ini menyajikan pengaruh bahan tambahan zat additif khususnya berupa bahan penyedap, pemanis dan pengewet pada makanan. Diantara jenis bahan tambahn zat additif yang paling banyak digunakan orang adalah bahan penyedap berupa Monosodium Glutamat MSG atau lebih populer dikenal dengan istilah Vetsin. Bahan tambahan ini MSG dapat menimbulkan berbagai jenis gangguan pada kesehatan manusia seperti rasa mual yang disertai rasa pusing yang cukup berat, debaran jantung yang lebih kuat, dan kesemutan. Salah satu sifat toksik racun yang disebabkan oleh bahan penyedap vetsin adalah sifatnya sebagai racun syaraf. Budiarso dkk. 1977 menemukan efek pendarahan pada beberapa bagian tubuh hewan percobaan dan efek endema dalam jaringan pengikat di bawah kulit. Olney 1969 dan Nikolesseas 1977 menemukan kelainan pertumbuhan tulang pada hewan percobaan, Tangendjaja 1981 menemukan gejala menggigil yang tidak bisa sembuh pada bayi yang diberi MSG dan kelainan otak pada anak berusia 10 tahun yang diberikan MSG. Sifat neurotoksik MSG tersebut di atas, mendorng komisi bersama FAO dan WHO untuk mengumkan ADI Acceptable Daily Intake untuk MSG bagi manusia adalah sebesar 120mg/kg berat badan. Hasil simposium oleh perhimpunan Hotel Indonesia menyimpulkan bahwa MSG tidak lagi tepat disebut sebagai “Bumbu” mengingat efeknya yang sangat beracun, namun masih cukup banyak masayarakat konsumen yang tidak dapat lepas dari ketergantungannya akan bahan penyedap ini. Bahan permanis yang paling terkenal adalah Cyclamat dan saccharin yang digunakan sebagai pengganti gula tebu. Cyclamat memiliki rasa manis sekitar 30 kali gula tebu, dan saccharin memiliki rasa manis sekitar 300 kali manis gula tebu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian Cyclamat pada bahan makanan menyebabkan kanker pada kandung kencing Yamin, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 2 163-170 e-ISSN 2655-5263 169 Turner, 1970, Kiatanto, 1979. Pemakaian cyclamat yang direkomendasikan oleh The National Academy of Sciences, 1968 adalah 70 mg/kg berat badan per hari. Menurut Peraturan Menteri kesehatan RI No 100179/A/SK/74, tanggal 8 Nopember 1974 mengenai zat pemanis buatan yang diijinkan pada makanan dan minuman untuk cyclamat dan saccharin disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis Makanan dan Kadar Maksimum Bahan pemanis tersebut di atas, selain menimbulkan kanker pada kandung kencing, menyebabkan berbagai penyakit seperti tumor pada paru-paru, indung telur, ginjal, kulit dan uterus, menganggu proses penggumpalan darah, kematian sel, kerusakan kromosom, penyakit jantung, dan diabetes Rand, 1980. Para ahli farmasi dan teknologi pangan sangat menganjurkan agar kita jeli terhadap makanan kemas, dan mengutamakan bahan makanan segar. Penggunaan bahan makanan kemas berkembang bersama dengan perkembangan urbanisasi, yang menuntut pengawetan makanan agar dapat bertahan selama berhari-hari, berminggu-mingu, bahkan bertahun-tahun. Selain itu pengawetan, berkermbang pula keinginan untuk memperindah kemasan dengan warna agar lebih manarik. Bahaya terbesar yang sering dihadapi manusia dalam sektor idustri makanan adalah keracunan akibat bahan pengawet dan pewarna zat aditif yang digunakan pada makanan kemas. Penggunaan bahan makanan kemas berkembang bersama dengan perkembangan urbanisasi, yang menuntut pengawetan makanan agar dapat bertahan selama berhari-hari, berminggu-mingu, bahkan bertahun-tahun. Sejalan dengan perkembangan usaha pengawetan bahan makanan ini berkembang pula perlambatan daur biogeokimia yang mencegah pemecahan alami oleh populasi mikroba terhadap bahan makanan tersebut. Berbagai jenis bahan pengawet yang digunakan manusia ternyata mempunyai efek jangka panjang maupun jangka pendek berupa meningkatnya resiko a metaboliseme abnormal, misalnya mengganggu cirkulasi darah melalui berbagai mekanismenya. Misal menghambat penyerapan vitamin K yang akan berpengaruh dalam proses pembekuan darah, menutup permukaan mitokondria sehingga menghambat respirasi dan bahkan menghentikan aktivitas mematikan sel, jaringan, sistem jaringan, organ sehingga mengakibatkan kelumpuhan atau bahkan kematian; b kelahiran abnormal, hasil penelitian pada beberapa ternak menunjukan adanya pertumbuhan abnormal pada beberapa organ tubuh hewan percobaan sebagai pengaruh pemberian zat pengawet dan pewarna; c derajat kematian abnormal. Dengan adanya resiko seperti tersebut di atas, Pemerintah melaui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1/1332/A/SK/73, tanggal 22 Oktober 1973 telah menetapkan Daftar Zat Warna bagi makanan dan minuman yang diizinkan bagi manusia; dan Kepmen Kesehatan RI No. 10177/ASK/74, tanggal 28 Nopember 1974 telah menetapkan jenis-jenis bahan pengawet dan menentukan kadar maksimum yang diijinkan pada setiap produk bahan makanan. Dari uraian di atas dapat dismpulakn bahwa 1 pemberian bahan pengawet dan pewarna pada makanan berakibat kurang baik dan bahkan sangat buruk bagi kesehatan manusia; 2 penggunaan bahan penyedap MSG/ Vetsin dan pemanis cyclamat dan saccharin pada bahan makanan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti rasa mual yang disertai rasa pusing yang cukup berat, debaran jantung yang lebih kuat, dan kesemutan; 3 bahan tambahan yang berupa pemanis cyclamat dan saccharin menimbulkan berbagai penyakit seperti tumor paru-paru, indung telur, ginjal, kulit dan uterus, mengganggu proses penggumpalan darah, kematian sel, kerusakan kromosom, penyakit jantung, dan diabetes Rand, 1980. Kesimpulan Dari uraian dan pembahsan mengenai dampak negatif zat aditif pada makanan terhadap kesehatan manusia di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian bahan pengawet, pemanis dan pewarna zataditif pada makanan berakibat kurang Yamin, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 2 163-170 e-ISSN 2655-5263 170 baik dan bahkan sangat buruk bagi kesehatan manusia. Gangguan kesehatan dapat berupa gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh, rasa mual yang disertai rasa pusing yang cukup berat, debaran jantung yang lebih kuat, dan kesemutan, tumor pada paru-paru, indung telur, ginjal, kulit dan uterus, proses penggumpalan darah, diabetes melitus, kematian sel, kerusakan kromosom, penyakit jantung dan kematian. Oleh karena itu, maka upaya penyadaran masyarakat mengenai dampak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif terhadap kesehatan perlu mendapat perhatian semua pihak agar masyaraakat terutama generasi muda sadar dan waspada dalammenyeleksidan memilih makanan yang hendak dikonsumsinya. Daftar Pustaka Holdgate, 1980, A Prospective of Environmental Pollution, Cambridge University Press, Cambridge. Saturday 03rd, February 2018 Saturday 03rd, February 2018 Saturday 03rd, February 2018 Kusnadi, 1993, Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA, IKIP Bandung, Bandung. Tandjung, 1987, Ancaman Keracunan oleh Adanya Bahan-Bahan Tambahan di dalam Makanan, Makalah, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. ... Penggunaan zat aditif pada makanan yang tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Ancaman yang memungkinkan terjadi jika terus menerus terpapar makanan atau minuman yang mengandung zat aditif berbahaya adalah keracunan, kerusakan syaraf, ginjal, hati, cacat kelahiran, gangguan gastroenteritis, kejangkejang, anomalia kaki, kelainan pertumbuhan, kemandulan bahkan kematian Yamin et al., 2018. Menurut Madina et al., 2017 penggunaan pewarna sintetik untuk pewarna tekstil seperti Rhodamin B pada makanan seperti kerupuk, saos tomat serta padakosmetik seperti lipstik Jusnita, 2016;annggresani et al., 2021 . ...... Sedangkan dalam analisis kualitiatif zat aditif berbahaya rodamin B masih ditemukan pada beberapa jajanan khas Indonesia seperti saus cilok Tjuana et al., 2021;Chikmah & Maulida, 2019. Ketidaktahuan produsen maupun konsumen terhadap bahan-bahan yang dilarang penggunaannya oleh BPOM pada produk pangan akan memberikan dampak serius terhadap kesehatan BPOM, 2008;Yamin et al., 2018. Diagram pai Gambar 2 hasil Post-test memberikan informasi tentang kemampuan masyarakat dalam memahami materi yang diberikan dengan nilai persentase 99% yaitu peserta dinyatakan paham dan 1% tidak paham. ...Udrika Lailatul QodriQurrotu A'yuniPenggunaan zat aditif makanan atau food additive sengaja ditambahkan untuk menjaga kualitas makanan. produsen maupun konsumen produk makanan tidak mengetahui secara pasti terhadap zat aditif berbahaya yang dilarang penggunaannya pada bahan pangan seperti zat warna tektil Rhodamin B dan Metil yellow. Ketidaktahuan masyarakat berpengaruh terhadap dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh zat aditif berbahaya seperti sakit kepala, sakit tenggorokan bahkan penyakit kronis seperti kanker. pengenalan bahan aditif akan memberikan wawasan dan kemampuan untuk mendapatkan pola hidup lebih sehat. ketercapaian target peserta pada kegiatan ini mencapai 95%. Tingkat pemahaman masyarakat pada zat aditif sebesar 62% dan meningkat menjadi 99%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat antusias peserta dalam menerima materi yang diberikan sangat tinggi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang zat aditif berbahaya pada makanan. Uji kualitatif pewarna rhodamin dan metil yellow pada beberapa sampel makanan ringan diperoleh hasil negatif.... Makanan dan minuman suatu kebutuhan yang penting bagi manusia. Bahan tambahan yang sering digunakan dalam makanan dan minuman dengan tujuan agar menarik perhatian konsumen yaitu biasa dikenal dengan zat adiktif pada makanan dan minuman dapat berupa pewarna, penyedap rasa dan aroma, pemantap, antioksidan, pengawet, pengemulsi, pemucat, pengental dan pemanis Yamin, 2020. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini menyebabkan perubahan yang sangat besar pada pola hidup masyarakat terutama dalam memenuhi kebutuhan asupan gizi serta pengolahan makanan dan minuman. ... Lina NurfadhilaMarsah Rahmawati UtamiElsya MartiaRegita NailuvarAdditives that are often used in food and beverages with the aim of attracting the attention of consumers, namely commonly known as addictive substances in food and beverages, can be in the form of dyes, flavoring and aroma, enhancers, antioxidants, preservatives, emulsifiers, bleaches, thickeners and sweeteners. Tartrazine or FC&C Yellow 5 dye code E 102 is a synthetic dye that produces a lemon yellow color which is easily soluble in water, and is a derivative of coal tar which is a mixture of phenolic compounds, polycyclic and heterocyclic hydrocarbons. The tartrazine compound is resistant to light, acetic acid, HCl and 10% NaOH, while 30% NaOH will undergo a chemical reaction with a reddish color change. Easily faded in the presence of an oxidizing agent, FeSO4 will make the substance solution cloudy, whereas in the presence of copper Cu there will be a change from yellow to reddish. paper chromatography and Uv-Vis spectrophotometry methods were positive for containing Tartrazine dye with levels that exceeded the limit set by ADI Acceptable Daily Intake, which is around mg/Kg/day. Tartrazine dye levels in samples A, B, C, D and E respectively ; ; ; and mg/L. The use of tartrazine that exceeds the maximum limit permitted by the Government can cause harmful effects to the health of the body. Among them such as causing urticaria skin allergies, rhinitis runny nose, asthma, purpura bruises on the skin and systemic anaphylaxis shock. The maximum limit for the use of tartrazine coloring permitted by the Government of Indonesia based on BPOM Regulation Number 11 of 2019 states that the maximum level of use of tartrazine in food additives is a maximum of 100 mg/kg for confectionery or candy which includes hard and soft confectionery, nougat and Yu KaWahyu Tisno AtmojoDoctors are one of the human resources contributing to the world of health, especially in the current COVID-19 pandemic situation. With the pandemic and increasing technological developments, this sat have sprung up many digital-based health service applications that can help the community, especially its users in health consultations, looking for health articles, and hospital searches. In this digital-based health service, if you want to consult online or make an appointment, there are many choices of doctors available with various criteria. This method is used to obtain weighting Eigen Vector criteria used to facilitate making decisions, which is to choose a doctor for consultation or appointment. With three criteria experience, consultation price, and user satisfaction level and alternatives Dr. A, Dr. B, Dr. C obtained weighting Eigen Vector or the best alternative option is Dr. A with a weighting value of which has 27 years of experience criteria, a consultation price of Rp. 30, and a user satisfaction rate of 96%.Hikmah YusidaFathurrahman FathurrahmanArdiansyah ArdiansyahMasalah stunting di pemukiman padat penduduk antara lain berkaitan higiene sanitasi dan pola pengasuhan anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor sosial budaya dan higiene sanitasi yang mempengaruhi stunting, menggunakan metode penelitian kualitatif disajikan secara deskriptif. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan FGD. Penelitian dilakukan pada tahun 2019 di Kelurahan Telawang. Partisipan dalam penelitian ini adalah kepala puskesmas, petugas gizi, lurah, kader, dan ibu balita berjumlah 16 orang. Analisis data dengan metode content analysis. Keabsahan hasil dilakukan triangulasi, metode dan sumber data dibandingkan dengan sumber lain, diskusi dengan teman sejawat untuk memperoleh masukan, mengecek hasil yang diperoleh guna perbaikan dan mempertajam hasil penelitian. Hasil penelitian, pengetahuan informan tentang stunting relatif masih kurang, sebagian mengganggap stunting disebabkan karena diisap buyu dan faktor keturunan. Sebagian ibu nifas berpantang terhadap makanan tertentu. Pemberian ASI ekslusif, MP-ASI, higiene sanitasi di wilayah ini juga kurang mendukung. Kesimpulan, pengetahuan, pola pengasuhan, dan sanitasi masih kurang baik dan berpengaruh terhadap stunting. Pihak Puskesmas disarankan untuk meningkatkan kegiatan konseling pemberian makan bayi dan anak, baik di puskesmas, posyandu maupun melalui kunjungan rumah, serta jamban zat aditif pada makanan yang tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, antara lain alergi, radang tenggorokan, keracunan, kelainan pertumbuhan, bahkan dapat menimbulkan kematian. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari pemakaian zat aditif makanan perlu mendapat perhatian dari insan akademis dari perguruan tinggi untuk menyampaikan penyuluhan mengenai pengenalan zat aditif pada makanan dan dampaknya terhadap kesehatan terutama pada siswa dan siswi SMA Negeri 1 Belimbing Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini secara keseluruhan dapat dikatakan berjalan baik dan berhasil, dilihat dari antusias siswa-siswa dalam memberikan pertanyaan, ketercapaian target jumlah peserta penyuluhan 100%, dan kemampuan siswa-siswi dalam menjawab dengan benar lembar pertanyaan 86,6%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan ini memberikan dampak positif kepada siswa-siswi dalam memberikan informasi dan menumbuhkan kesadaran mengenai dampak negatif dari mengkonsumsi makanan atau jajanan di sekolah yang mengandung zat aditif kunci Zat Aditif; Makanan; Dampak use of additives in foods that are not wise can cause various health problems, including allergies, strep throat, poisoning, growth abnormalities, can even cause death. In connection with this, to reduce the negative impacts arising from the use of food additives need attention from academic people from universities to delivered counseling about the introduction of additives in food and their impact on health, especially for students of SMA Negeri 1 Belimbing Muara Enim, South Sumatra Province. This activity as a whole can be said to work well and successfully, seen from the enthusiasm of students in giving questions, the target number of extension participants 100%, and the ability of students to correctly answer the question sheets This shows that the existence of this activity has a positive impact on students in providing information and raising awareness about negative effects of consuming food or snacks in schools that contain food Additives; Food; Health Prospective of Environmental PollutionM W HoldgateHoldgate, 1980, A Prospective of Environmental Pollution, Cambridge University Press, Cambridge. Saturday 03rd, February 2018Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh ManusiaK A KusnadiKusnadi, 1993, Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA, IKIP Bandung, Keracunan oleh Adanya Bahan-Bahan Tambahan di dalam Makanan, MakalahH S J TandjungTandjung, 1987, Ancaman Keracunan oleh Adanya Bahan-Bahan Tambahan di dalam Makanan, Makalah, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Apakah Keuntungan Dan Kerugian Pemakaian Zat Aditif Alami – Zat aditif alami dapat bermanfaat bagi tubuh kita dalam beberapa cara. Zat aditif alami adalah bahan tambahan atau bahan tambahan yang terbuat dari sumber alami. Mereka dapat bermanfaat karena mereka menambahkan rasa, tekstur, dan warna makanan untuk membuatnya lebih enak. Zat aditif alami dapat meningkatkan kualitas makanan dan minuman kita dengan menambahkan rasa yang lebih baik. Mereka juga dapat membantu meningkatkan nutrisi dalam makanan kita. Namun, meskipun zat aditif alami bermanfaat, ada beberapa kerugian juga yang harus dipertimbangkan. Keuntungan utama penggunaan zat aditif alami adalah bahwa mereka dapat meningkatkan rasa dan tekstur produk makanan dan minuman. Sebagai contoh, zat aditif alami dapat menambahkan rasa manis ke produk makanan dan minuman tanpa menambahkan kalori tambahan. Ini memungkinkan orang untuk menikmati makanan dan minuman yang enak tanpa harus khawatir tentang asupan kalori. Zat aditif alami juga dapat meningkatkan nutrisi produk makanan dan minuman. Sebagai contoh, beberapa jenis zat aditif alami dapat meningkatkan kandungan vitamin dan mineral dalam makanan dan minuman. Meskipun terdapat beberapa keuntungan dari menggunakan zat aditif alami, ada juga beberapa kerugian yang harus dipertimbangkan. Salah satu kerugian utama adalah bahwa zat aditif alami dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Ini dapat berbahaya bagi orang yang menderita diabetes. Zat aditif alami juga dapat menyebabkan alergi pada orang yang sensitif terhadap bahan tertentu. Beberapa jenis zat aditif alami juga dapat menyebabkan kecanduan pada berbagai produk makanan dan minuman. Dalam kesimpulan, ada beberapa keuntungan dan kerugian yang harus dipertimbangkan sebelum menggunakan zat aditif alami. Namun, jika dipakai dengan benar, zat aditif alami dapat meningkatkan rasa dan tekstur produk makanan dan minuman dan meningkatkan nutrisi produk makanan dan minuman. Namun, orang harus berhati-hati karena zat aditif alami dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika tidak dipakai dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa yang Anda makan dan minum dan memastikan bahwa zat aditif alami yang Anda gunakan tidak berbahaya bagi kesehatan Anda. Penjelasan Lengkap Apakah Keuntungan Dan Kerugian Pemakaian Zat Aditif Alami1. Keuntungan dari menggunakan zat aditif alami adalah meningkatkan rasa dan tekstur produk makanan dan minuman, serta meningkatkan nutrisi produk makanan dan minuman. 2. Zat aditif alami juga dapat menambahkan rasa manis tanpa menambahkan kalori tambahan. 3. Akan tetapi, zat aditif alami juga dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah, menyebabkan alergi dan kecanduan pada produk makanan dan minuman. 4. Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati dalam memilih zat aditif alami. 1. Keuntungan dari menggunakan zat aditif alami adalah meningkatkan rasa dan tekstur produk makanan dan minuman, serta meningkatkan nutrisi produk makanan dan minuman. Zat aditif alami adalah bahan tambahan yang digunakan dalam makanan dan minuman untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk. Ada beberapa zat aditif alami yang tersedia, termasuk asam sitrat, asam askorbat, vitamin E, karbohidrat, dan sebagainya. Zat aditif alami berfungsi untuk meningkatkan rasa, tekstur, dan nutrisi dari produk makanan dan minuman. Keuntungan dari menggunakan zat aditif alami adalah meningkatkan rasa dan tekstur produk makanan dan minuman, serta meningkatkan nutrisi produk makanan dan minuman. Zat aditif alami dapat membantu meningkatkan rasa produk dengan menambahkan rasa yang lebih kompleks dan dapat meningkatkan tekstur produk dengan menambahkan tekstur yang lebih lembut atau lebih renyah. Nutrisi dari zat aditif alami juga dapat membantu memberikan nutrisi yang lebih baik dan lebih lengkap, yang dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan konsumen. Selain itu, zat aditif alami juga dapat membantu memperpanjang masa simpan produk makanan dan minuman. Dengan menambahkan zat aditif alami, produk makanan dan minuman dapat disimpan lebih lama dan tetap segar. Zat aditif alami juga dapat membantu menjaga kualitas produk makanan dan minuman dengan melindungi dari kontaminasi dan kerusakan akibat sinar matahari atau radiasi. Kerugian dari menggunakan zat aditif alami adalah bahwa beberapa zat aditif alami dapat menyebabkan reaksi alergi atau efek samping yang tidak diinginkan pada beberapa orang. Beberapa zat aditif alami juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, gangguan metabolisme, dan lainnya. Selain itu, zat aditif alami juga dapat mengubah kandungan gizi dari makanan, mengurangi kandungan nutrisi alami dari produk makanan dan minuman. Meskipun ada kerugian dari menggunakan zat aditif alami, keuntungannya masih lebih besar. Zat aditif alami memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan rasa, tekstur, dan nutrisi produk makanan dan minuman, memperpanjang masa simpan produk makanan dan minuman, dan melindungi produk makanan dan minuman dari kontaminasi dan kerusakan. Oleh karena itu, zat aditif alami masih merupakan pilihan yang baik untuk meningkatkan kualitas produk makanan dan minuman. 2. Zat aditif alami juga dapat menambahkan rasa manis tanpa menambahkan kalori tambahan. Zat aditif alami adalah bahan yang ditambahkan ke makanan untuk meningkatkan rasa, tekstur, dan aroma. Zat aditif alami dapat berupa bahan nabati atau hewani, dan ini dapat menambahkan rasa manis tanpa menambahkan kalori tambahan. Zat aditif alami juga banyak digunakan dalam produk makanan karena mereka dapat meningkatkan rasa, tekstur, dan aroma tanpa menambahkan kalori atau lemak. Keuntungan utama dari pemakaian zat aditif alami adalah bahwa mereka dapat meningkatkan rasa makanan tanpa menambahkan kalori tambahan. Ini berarti bahwa Anda dapat menikmati lebih banyak rasa manis tanpa menambahkan kalori tambahan. Hal ini juga berarti bahwa Anda dapat menikmati makanan yang lebih sehat tanpa mengorbankan rasa. Selain itu, zat aditif alami juga dapat membantu memperpanjang umur simpan makanan. Zat aditif alami dapat membantu mencegah bakteri yang menyebabkan makanan menjadi rusak. Ini berarti bahwa makanan yang ditambahi zat aditif alami akan lebih awet dan lebih lama bertahan. Kerugian dari pemakaian zat aditif alami adalah bahwa beberapa zat aditif alami dapat menyebabkan alergi. Beberapa zat aditif alami dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah dan harus dihindari oleh orang yang rentan terhadap alergi. Selain itu, beberapa zat aditif alami juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Kesimpulannya, zat aditif alami dapat menambahkan rasa manis tanpa menambahkan kalori tambahan. Ini berarti bahwa Anda dapat menikmati lebih banyak rasa manis tanpa menambahkan kalori tambahan. Namun, ada juga beberapa kerugian dari pemakaian zat aditif alami, seperti risiko alergi dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menambahkan zat aditif alami ke makanan Anda, pastikan untuk membaca label dengan hati-hati dan mematuhi dosis yang tepat. 3. Akan tetapi, zat aditif alami juga dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah, menyebabkan alergi dan kecanduan pada produk makanan dan minuman. Zat aditif alami telah lama digunakan dalam industri makanan dan minuman untuk meningkatkan tekstur, aroma, dan rasa produk. Karena zat aditif alami berasal dari sumber alami, banyak orang berpikir bahwa mereka lebih aman daripada zat aditif buatan. Akan tetapi, zat aditif alami juga dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah, menyebabkan alergi dan kecanduan pada produk makanan dan minuman. Kadar Glukosa dalam Darah Beberapa zat aditif alami dapat memicu peningkatan kadar glukosa dalam darah. Zat aditif alami seperti aspartam, sorbitol, dan maltitol yang digunakan dalam produk makanan dan minuman dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Hal ini karena zat aditif tersebut mengandung gula dan karbohidrat, yang dapat terurai menjadi glukosa dalam tubuh. Peningkatan kadar glukosa dalam darah dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung. Alergi Beberapa zat aditif alami dapat menyebabkan alergi. Beberapa bahan seperti kacang, susu, telur, gluten, dan ikan dapat menyebabkan alergi pada orang yang sensitif. Produk makanan yang mengandung zat aditif alami seperti ini harus dihindari agar orang yang alergi tidak terpapar zat aditif yang dapat menyebabkan alergi pada mereka. Kecanduan Beberapa zat aditif alami dapat menyebabkan kecanduan pada produk makanan dan minuman. Beberapa zat aditif alami yang digunakan dalam produk makanan dan minuman seperti gula, vanili, dan biji kakao dapat menyebabkan kecanduan pada produk-produk tersebut. Hal ini disebabkan karena zat aditif alami ini dapat meningkatkan kesenangan secara fisiologis, yang dapat mengakibatkan kecanduan. Kesimpulan Zat aditif alami telah lama digunakan dalam industri makanan dan minuman untuk meningkatkan tekstur, aroma, dan rasa produk. Akan tetapi, zat aditif alami juga dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah, menyebabkan alergi dan kecanduan pada produk makanan dan minuman. Oleh karena itu, penting untuk membaca etiket produk secara hati-hati untuk mengetahui zat aditif alami yang digunakan dalam produk makanan dan minuman. Selain itu, orang yang memiliki masalah kesehatan seperti diabetes, obesitas, dan alergi harus berhati-hati saat memilih produk makanan dan minuman yang mengandung zat aditif alami. 4. Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati dalam memilih zat aditif alami. Keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pemakaian zat aditif alami adalah hal yang penting untuk dipahami. Zat aditif alami telah digunakan dalam berbagai produk makanan dan susu selama bertahun-tahun. Ini merupakan alternatif yang lebih baik daripada zat aditif sintetis, yang dapat menyebabkan kesehatan berbahaya. Keuntungan utama dari penggunaan zat aditif alami adalah bahwa mereka lebih aman daripada zat aditif sintetis. Hal ini disebabkan karena zat aditif alami dikembangkan dari bahan alami, seperti sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan biji-bijian. Dengan demikian, zat aditif alami lebih aman untuk digunakan karena mereka tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya. Kemudian, pemakaian zat aditif alami dapat meningkatkan kualitas makanan dan susu yang dihasilkan. Zat aditif alami dapat meningkatkan daya tahan makanan atau susu, meningkatkan daya cerna, dan meningkatkan kesegaran. Ini adalah manfaat utama dari penggunaan zat aditif alami, yang membuatnya lebih bermanfaat daripada zat aditif sintetis. Selain itu, zat aditif alami juga dapat meningkatkan nutrisi makanan atau susu yang dihasilkan. Zat aditif alami dapat membantu meningkatkan kandungan vitamin dan mineral yang terkandung dalam makanan atau susu. Hal ini penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Meskipun ada banyak manfaat yang terkait dengan penggunaan zat aditif alami, ada juga beberapa kerugian yang harus dipertimbangkan. Beberapa zat aditif alami dapat menyebabkan alergi atau reaksi yang tidak diinginkan. Beberapa zat aditif alami juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati dalam memilih zat aditif alami. Penting untuk memahami bahwa zat aditif alami dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penting untuk memilih zat aditif alami dengan hati-hati dan memastikan bahwa produk yang dipilih telah diuji secara klinis. Hal ini penting untuk memastikan bahwa zat aditif alami yang dipilih tidak menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Kesimpulannya, penggunaan zat aditif alami dapat memberikan banyak manfaat, namun penting untuk berhati-hati dalam memilih zat aditif alami. Beberapa zat aditif alami dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa zat aditif alami yang dipilih telah diuji secara klinis dan dianggap aman untuk digunakan. Additifs & auxiliaires de fabrication en agroalimentaire sont des termes perçus par bon nombre de consommateurs comme des dangers potentiels. Pourtant, leur usage est quasi-systĂ©matique en industrie agroalimentaire et extrĂȘmement contrĂŽlĂ©. Leur innocuitĂ© s’appuie sur des donnĂ©es toxicologiques dĂ©taillĂ©es. DĂ©lices d’initiĂ©s vous propose, Ă  travers cet article, de faire le point sur les diffĂ©rents types d’additifs alimentaires. Les diffĂ©rents types d’additifs alimentaires Les additifs alimentaires sont des substances ajoutĂ©es en faible quantitĂ© Ă  des aliments pour en amĂ©liorer notamment la conservation, la saveur, la texture ou la coloration. Ils apparaissent souvent sous leur codification dĂ©marrant par un E
 DĂ©lices d’initiĂ©s vous dĂ©crypte leurs types et pourquoi ils sont employĂ©s. DiffĂ©rents types d’additifs sont employĂ©s en agroalimentaire. Les additifs de conservation Commençons par les additifs de conservation. On distingue les minĂ©raux nitrites, anhydride sulfureux et les organiques acide acĂ©tique, benzoĂŻde, propionique, sorbique, calcium, potassium, sels de sodium
. Ces additifs alimentaires ont pour objectif de prĂ©server ses qualitĂ©s sanitaires, nutritionnelles et organoleptiques. Notons parmi eux les antioxygĂšnes acide ascorbique, BHA, BHT, tocophĂ©rols, esters de l’acide gallique
 ; conservateurs lyzozyme ; gaz d’emballage. Les additifs amĂ©liorant le visuel Par ailleurs, certains additifs alimentaires ont pour but d’amĂ©liorer l’aspect visuel de l’aliment comme les agents d’enrobage ; et les colorants. Les additifs gustatifs ou savoureux D’autres additifs alimentaires modifient l’aspect gustatif, les saveurs de l’aliment comme les acidifiants ou correcteurs d’aciditĂ© qui modifient ou rĂ©duisent l’aciditĂ© et l’alcalinitĂ© de l’aliment acide citrique, tartrique, acĂ©tique
 ; Ă©dulcorants modifient la sucrositĂ© des aliments et leur valeur nutritive polyols sorbitol, maltitol, isomalt, xylithol
 ou asparthame, acĂ©sulfame de potassium, acide cyclamique, saccharine, thaumatine, nĂ©ohespĂ©ridine DC, sucralose, 
 ; exhausteurs de goĂ»t qui renforcent les saveurs et / ou les arĂŽmes acide gluanylique, inosinique, glutamate
 ; sels de sodium, de potassium, d’ammonium, de calcium
. Les additifs texturants Ensuite, des additifs alimentaires transforment l’aspect trigĂ©minal de l’aliment et sa palatabilitĂ© texture de l’aliment agrĂ©able au palais, notamment affermissants pour des fruits et lĂ©gumes fermes et croquants ; agents de charge modifient le volume sans augmenter significativement la valeur nutritive ; agents de traitement de la farine amylase, protĂ©inases
 ; agents moussants pour une dispersion gazeuse homogĂšne ; agents antimoussants ; amidons modifiĂ©s phosphate d’amidon, amidon acĂ©tylĂ©, phosphate de diamidon acĂ©tylé  ; anti-agglomĂ©rants ; Ă©mulsifiants qui favorisent le maintien de l’homogĂ©nĂ©itĂ© de certains mĂ©langes mono & diglycĂ©ride d’acides gras, lĂ©cithine,
 Ă©paississants ; gĂ©lifiants carraghĂ©nanes, gomme xanthane, pectine
 ; humectants ; poudres Ă  lever qui libĂšrent des gaz pour accroĂźtre le volume d’une pĂąte ; les sels de fonte qui dispersent les protĂ©ines du fromage de maniĂšre homogĂšne dans les matiĂšres grasses ; sĂ©questrants ; stabilisants inverstase ; supports
 Les additifs de conditionnement Enfin, certains additifs dits de conditionnement permettent d’emballer sous une certaine forme les denrĂ©es alimentaires en les prĂ©servant comme les gaz d’emballage ; les propulseurs bombe chantilly. On constate ainsi que les additifs alimentaires sont employĂ©s pour amĂ©liorer le produit
 Cependant, ces amĂ©liorations, en si petite quantitĂ© soient-elles dosĂ©es, comportent des risques. Certains de ces composĂ©s peuvent, avec une consommation excessive, reprĂ©senter une certaine toxicitĂ© et donc nuire Ă  la santĂ© du consommateur, malgrĂ© leur contrĂŽle sĂ©vĂšre. Enfin, certains de ces additifs peuvent interagir avec d’autres composĂ©s de notre alimentation et devenir nuisible Ă  notre bien-ĂȘtre. Restons donc prudents, modĂ©rĂ©s dans leur utilisation et ne perdons pas de vue que la nature reste bien faite et que le plaisir sensoriel n’est heureusement pas dĂ» uniquement Ă  des produits les processus de transformation sont complexes ! Varions donc notre alimentation pour multiplier les plaisirs et limiter les risques. Commentaires JAKARTA, - Menjaga kondisi mesin tetap prima harus dilakukan oleh setiap pemilik mobil. Untuk itu, penting sekali melakukan perawatan rutin secara berkala. Namun, sebagian orang tak hanya melakukan perawatan rutin pada mobilnya. Beberapa orang ada yang menambahkan aditif pada pelumas juga Apa yang Terjadi kalau Sampai Salah Isi Oli Mesin pada Mobil? Banyak yang beranggapan bahwa dengan menambahkan zat aditif pada oli mesin, maka kualitas oli tersebut dapat meningkat. Sehingga, kinerja mesin juga jadi lebih baik. Ghulam/Otomania Ragam zar aditif untuk BBM kendaraan. Tidak sulit untuk mendapatkannya, karena cukup banyak pilihan zat aditif di pasaran. Masing-masing merek juga mengklaim memberikan berbagai keuntungan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa penambahan zat aditif pada oli mesin juga memiliki dampak buruk. Bahkan, dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor TAM, mengatakan, penambahan aditif pada oli sangat berbahaya. Jika tidak sesuai bukan tidak mungkin akan menyebabkan oli akan menggumpal dan tidak bisa melakukan pelumasan dengan juga Bahayanya Campur Oli Mesin Beda Merek “Aditif itu seperti suplemennya oli, tapi kalau dicampur sendiri bisa berbahaya. Hal ini karena aditif bisa menyebabkan kerak pada mesin, bahkan olinya bisa menggumpal,” kata Didi, kepada beberapa waktu lalu. carfix seorang mekanik tengah melakukan pengisian oli mesin mobil di bengkel carfix Didi menjelaskan, saat mencampur zat aditif dengan oli mesin, ada kemungkinan kedua cairan tersebut tidak cocok. Sehingga, efek yang ditimbulkan bisa berbahaya bagi mesin. “Mungkin saja tidak cocok dengan olinya sehingga menimbulkan efek lain. Bahayanya oli tidak dapat bersirkulasi untuk melumasi komponen-komponen karena salurannya tersumbat. Ya seperti kolesterol pada manusia,” ujar Didi. Baca juga Mana Lebih Tepat, Ganti Oli Motor Berdasarkan Waktu atau Jarak Tempuh Pelumas kendaraan Gejala awal yang dirasakan saat aditif yang ditambahkan bermasalah adalah suara mesin akan menjadi kasar. Sebab, pelumasan akan berkurang akibat terjadinya penggumpalan. “Lama kelamaan akan menyebabkan komponen mesin menjadi aus, jika kondisi lebih parah akan menyebabkan kerusakan pada komponen dan harus turun mesin,” kata Didi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

keuntungan dan kerugian zat aditif